Sewaktu Bagus dan Indah baru berpacaran, Bagus melipat 1000 burung
kertas buat Indah, dan menggantungkannya di dalam kamar Indah. Bagus
mengatakan, 1000 burung kertas itu menandakan 1000 ketulusan hatinya.
Waktu itu, Bagus dan Indah, setiap detik selalu merasakan betapa indahnya cinta mereka berdua....
Tetapi pada suatu saat, Indah mulai menjauhi Bagus. Ternyata! Indah
menikah dan pergi ke Perancis, Paris tempat impiannya, yang selalu
muncul dalam setiap mimpi-mimpinya...
Sewaktu Indah mau mutusin Bagus, Indah bilang sama Bagus kayak gini nich:
"Kita harus melihat dunia ini dengan pandangan yang dewasa, Bagus...
Menikah bagi cewek adalah kehidupan yang kedua kalinya! Aku harus bisa
memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Kamu terlalu miskin, Bagus.
Sungguh aku tidak berani membayangkan bagaimana kehidupan kita setelah menikah nanti... Good bye, Bagus!"
Daaannn... setelah Indah pergi ke Perancis, Bagus bekerja keras, dia
berjuang dengan sekuat tenaga, dia pernah menjual koran, menjadi
karyawan sementara, bisnis kecil-kecilan, dan setiap pekerjaan dia
kerjakan dengan sangat baik dan tekun...
Sudah lewat beberapa tahun. Karena pertolongan teman dan kerja kerasnya,
akhirnya dia mempunyai sebuah perusahaan. Dia sudah kaya, tetapi
hatinya masih tertuju pada Indah, dia masih tidak bisa melupakannya.
Pada suatu hari, waktu itu hujan, dari dalam mobilnya, Bagus melihat
sepasang orang tua sedang berjalan sangat pelan disamping mobilnya. Dia
mengenali mereka! Mereka adalah orang tuanya Indah.
Bagus ingin menunujukkan kepada kedua orang tua itu bahwa sekarang ia
telah menjadi orang yang sukses. Ia tidak hanya mempunyai beberapa rumah
pribadi, tetapi juga mempunyai beberapa villa, perusahaan sendiri, dan
beberapa buah istri (eh salah jack!) maksud gua, beberapa buah mercy,
gitchuu lhooo! Btw Bagus ingin agar mereka tahu kalau Bagus bukan orang
yang miskin lagi, dia sekarang adalah seorang "boss". Dan Bagus
mengendarai mobilnya dengan sangat pelan sambil mengikuti sepasang orang
tua tersebut.
Hujan terus turun, tanpa henti, biarpun kedua orang tua itu memakai
payung, tetapi badan mereka tetap basah kuyup karena hujan. Sewaktu
mereka sampai di tempat tujuan, Bagus tercengang oleh pemandangan yang
ada di depan matanya, itu adalah tempat pemakaman! Dan dia melihat pada
papan nisan tertulis nama Indah.
Di samping makamnya yang kecil itu, tergantung burung-burung kertas yang
dibuatkan Bagus, dalam hujan, burung-burung kertas itu terlihat begitu
hidup. Kedua orang tua Indah memberitahu Bagus, bahwa Indah tidak
pergi ke Paris, Indah terserang kanker darah, Indah pergi ke surga.
Indah ingin Bagus menjadi "orang", mempunyai keluarga yang harmonis,
maka dengan terpaksa Indah berbuat demikian terhadap Bagus. Indah
bilang bahwa dia sangat mengerti Bagus, dia percaya kalau Bagus pasti
akan berhasil.
Indah juga mengatakan, kalau pada suatu hari Bagus datang ke makamnya,
Indah berharap agar Bagus mau membawakan beberapa burung kertas
untuknya. Bagus langsung berlutut, berlutut di depan makam Indah, dan
menangis dengan begitu sedihnya. Hujan pada hari itu terasa tidak akan
pernah berhenti, membasahi sekujur tubuh Bagus. Bagus teringat akan
senyum Indah yang begitu manis dan polos. Dan mengingat semua itu,
serasa hatinya pedih dan mulai membeku, serasa matanya meneteskan air
mata darah...
Sewaktu kedua orang tua ini keluar dari pemakaman, mereka melihat Bagus
sudah membukakan pintu mobil untuk mereka. Dan lagu sedih pun mengalun
dari dalam mobil tersebut.
"Hatiku tidak pernah menyesal
Semuanya hanya untukmu...
Seribu burung kertas, seribu ketulusan hatiku
Beterbangan di dalam angin
Menginginkan bintang-bintang bersebaran di langit
Bersama-sama melewati sungai perak
Apakah aku bisa bertemu denganmu lagi?
Tidak takut berapapun jauhnya
Sekarang,
Aku hanya ingin langsung berlari ke sampingmu
Dan menggapaimu...
Masa lalu seperti asap
Hilang dan tak'kan pernah akan kembali
Dan itu semua menambah kerinduan di hatiku
Bagaimanapun dicari
Jodoh kehidupan ini pasti tidak akan pernah berubah
Sumber: http://indra-andarun.blogspot.com/2012/07/si-bagus-si-indah.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar: