Suatu masa seorang yg begitu kaya raya mengajak anaknya berkunjung ke suatu kampung, dengan maksud menunjukkan pada anaknya betapa orang bisa sangat begitu miskin. mereka menginap beberapa hari disana.
Pada saat pulang Ayahnya bertanya pada anaknya.
' Menurutmu bagaimana perjalanan kita kali ini wahai anakku?'
'Sangat mengesankan wahai ayah'
' Nak, tdkkah kau lihat manusia bisa bgitu sangat miskin?' kata ayahnya.
' Oh, iya yah' kata anaknya
' Lalu, apa saja pelajaran yg dapat kau petik?'
Kemudian si anakpun menjawab. ' saya menyaksikan bahwa kita hanya memiliki 1 ekor anjing, sedangkan mereka punya empat.
Kita memiliki kolam renang yang luasnya sampai ke tengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya.
Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari.
Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita.
Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya.
Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri.
Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi.'
Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara.
Kemudian sang anak menambahkan ' Terimakasih Ayah, telah menunjukan kepada saya betapa miskinnya kita.'
Pelajaran apa yg dapat kita ambil dr cerpen di atas?
Jawabannya:
Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki dan terus
memikirkan apa yang tidak kita punya. Apa yang dianggap tidak berharga
oleh seseorang ternyata merupakan dambaan bagi orang lain. Semua ini
berdasarkan kepada cara pandang seseorang. Membuat kita bertanya apakah
yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Tuhan sebagai rasa
terima kasih kita atas semua yang telah disediakan untuk kita daripada
kita terus menerus khawatir untuk meminta lebih.
Source : http://indra-andarun.blogspot.com/2012/12/anak-kecil-yang-pandai-bersyukur.html
Tidak ada komentar: